๐๐ข๐ฅ๐๐ญ๐ฎ๐ซ๐๐ก๐ฆ๐ข ๐๐๐ง ๐๐๐๐๐ซ๐ฌ๐๐ฆ๐๐๐ง: ๐๐๐ก๐๐ฒ๐ ๐๐๐๐๐ข ๐๐๐ซ๐ข ๐๐๐ฆ๐ข๐ค๐ข๐ซ๐๐ง ๐๐. ๐๐ฎ๐ก. ๐๐ฒ๐๐ก๐๐ซ๐ฎ๐๐๐ข๐ง ๐๐๐ฅ๐๐ก, ๐๐
![]() |
La Ode Ibrahim S.Pd.I., M.Pd Alumni Perdana Ponpes SAW |
Di tengah riuh rendah zaman yang kerap memisahkan manusia dalam sekat-sekat individualisme, KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, hadir sebagai sosok yang menyalakan obor kebersamaan. Dalam keheningan pikiran yang ke dalam, beliau melahirkan gagasan besar tentang silaturahmi sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan manusia, tetapi juga mengisyaratkan hati dan memperkuat iman. Pemikiran beliau ini tidak hanya menjadi teori yang mengisi kitab, tetapi diterjemahkan dalam langkah-langkah nyata melalui pembentukan Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPA) pada tahun 2000.

Silaturahmi: Menghidupkan Jiwa di Tengah Kesendirian
KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, kerap mengatakan bahwa silaturahmi adalah napas kehidupan. Dalam setiap pertemuan, beliau menekankan bahwa kebersamaan adalah penawar bagi kesepian yang sering kali menggerogoti jiwa manusia. Menurut beliau, dunia ini terlalu luas untuk dilalui sendirian, dan perjalanan hidup hanya akan bermakna ketika kita memiliki tangan-tangan yang saling mengasihi.
Dalam ceramah-ceramahnya, beliau sering mengutip ayat Al-Qur'an, โDan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmiโ (QS. An-Nisa: 1 ). Ayat ini menjadi landasan filosofis bagi setiap langkah yang beliau ambil dalam membangun kebersamaan di pesantren, yang kemudian diterjemahkan menjadi semangat organisasi IKPA.
Menghidupkan Gagasan dalam Tindakan
Ketika KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, menunjuk Saya sebagai ketua pertama IKPA, beliau tidak hanya memberikan kepercayaan, tetapi juga menitipkan amanah besar: menjaga nyala api silaturahmi. Saya memaknai ini dengan kesederhanaan dan keteguhan, dan coba memahami pesan ini dengan sangat mendalam.
Dalam satu dekade kepemimpinan saya (2000-2010), saya berusaha tidak hanya menjadi sosok organisatoris, tetapi juga penjaga keharmonisan. bahwa silaturahmi bukan hanya tentang pertemuan tahunan, tetapi juga tentang menciptakan ruang-ruang kecil di mana setiap anggota merasa dihargai dan diakui. Upaya menghidupkan gagasan KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, melalui program-program sederhana namun bermakna, seperti pertemuan tahunan di bulan Ramadhan dan kegiatan olahraga seperti futsal dan sepak bola.
Silaturahmi adalah kekuatan yang mampu mengikis ego dan menghapus sekat-sekat perbedaan. Sedangkan kebersamaan adalah tentang bagaimana kita belajar menerima satu sama lain, bukan mencari kesempurnaan di dalamnya.
Kebersamaan: Pilar Utama dalam Meniti Kehidupan
Pemikiran KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, tentang silaturahmi dan kebersamaan adalah warisan yang tak lekang oleh waktu. Dalam setiap untaian kata dan langkah yang beliau ambil, tergambar dengan jelas visi besar tentang bagaimana manusia seharusnya hidup: saling mendukung, saling menguatkan, dan saling mengingatkan.
Pemikiran ini adalah cahaya yang mendorong setiap tindakan sebagai ketua IKPA dalam satu dekade kepemimpinan, ini juga berhasil mewujudkan gagasan besar dalam langkah-langkah kecil yang membawa dampak besar.
Kesimpulan: Cahaya yang Tak Pernah Padam
Silaturahmi dan kebersamaan, seperti yang diajarkan oleh KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA., adalah cahaya yang tak pernah padam. Ia adalah cahaya yang menuntun manusia keluar dari kegelapan kesendirian, menuju ruang di mana kasih sayang dan persaudaraan menjadi nyata.
Dunia ini mungkin akan terus berubah, namun nilai-nilai yang mereka tanamkan akan selalu relevan. Dalam setiap pertemuan, dalam setiap genggaman tangan, dan dalam setiap senyuman, kami menemukan warisan mereka: bahwa hidup ini akan selalu lebih indah ketika kita berjalan bersama.
Dan kini, apakah kita siap melanjutkan jejak mereka, menjaga api silaturahmi tetap menyala, dan memastikan kebersamaan menjadi pilar utama dalam kehidupan kita?.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar