Langsung ke konten utama

𝐌𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐄𝐤𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐈𝐊𝐏𝐒 𝐒𝐀𝐖: 𝐖𝐚𝐝𝐚𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢, 𝐀𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐈𝐝𝐞, 𝐝𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐦𝐚𝐥 𝐉𝐚𝐫𝐢𝐲𝐚𝐡

La Rudi S.Hum., M.Pd
Alumni Permata Angk.3 Ponpes SAW

Pondok pesantren selalu menjadi episentrum transformasi peradaban. Dalam upayanya mendidik generasi berakhlak mulia dan berwawasan Islam, pesantren tidak hanya menghasilkan individu yang siap mengabdi untuk agama dan bangsa, tetapi juga mengajarkan pentingnya tali ukhuwah atau persaudaraan. Alumni pondok pesantren menjadi salah satu motor penggerak yang mampu memperkokoh fondasi sosial dan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Salah satu bentuk manifestasi ukhuwah yang terorganisasi adalah berdirinya Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPS SAW).
IKPS SAW bukan hanya sebuah organisasi alumni, tetapi sebuah simbol pengabdian yang hidup. Dengan misinya sebagai wadah silaturahmi, aktualisasi ide, dan ladang amal jariyah, IKPS SAW memiliki peran strategis untuk mengokohkan keberadaannya sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi agama, pesantren, dan masyarakat. Namun, agar eksistensinya semakin kuat dan relevan di tengah tantangan zaman, ada beberapa dimensi peran yang dapat diperdalam dan dikembangkan.
Foto: Temu Jaga Sinergisitas IKPS SAW, Lokasi Betoambari Kediaman Ustad Arsyid Saleh (06/04/2024)


Foto: Temu Tingkatkan Sinergisitas IKPS SAW, Lokasi Bataraguru Kediaman Ustad Bachtiar (03/01/2025)

Silaturahmi: Pondasi yang Tidak Boleh Retak
Silaturahmi adalah ruh dari keberadaan organisasi alumni seperti IKPS SAW. Dalam Islam, silaturahmi tidak hanya sekedar mempererat hubungan antarpribadi, tetapi juga merupakan ibadah yang mendatangkan keberkahan. Melalui silaturahmi yang terorganisasi, alumni tidak hanya bertemu dan berbagi cerita, tetapi juga saling mendukung dan membantu dalam berbagai kebutuhan kehidupan.
Namun, menjaga silaturahmi memerlukan strategi yang inovatif. Di era digital seperti sekarang, IKPS SAW dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat jaringan antar alumni. Misalnya, membangun platform digital khusus alumni untuk mempermudah komunikasi, berbagi informasi, atau meluncurkan program-program sosial bersama. Hal ini memastikan bahwa silaturahmi tidak berhenti hanya dalam pertemuan tatap muka, tetapi terus hidup dan berjalan dalam setiap momentum kehidupan.
Aktualisasi Ide: Dari Wadah Diskusi Menuju Solusi Konkret
IKPS SAW memiliki potensi luar biasa sebagai laboratorium gagasan untuk menjawab berbagai persoalan umat. Para alumni pesantren sering kali memiliki beragam latar belakang profesi dan keilmuan. Kondisi ini menciptakan ruang kolaborasi yang kaya untuk membahas solusi atas berbagai masalah sosial, pendidikan, dakwah, hingga ekonomi.
Namun, aktualisasi ide ini harus diarahkan pada langkah-langkah strategi agar menghasilkan hasil yang nyata. IKPS SAW dapat menyelenggarakan forum rutin seperti diskusi publik, seminar, atau lokakarya dengan tema-tema yang relevan. Misalnya, membahas upaya pemberdayaan ekonomi berbasis syariah, strategi pendidikan Islami di era modern, atau peran dakwah di dunia digital. Dari forum-forum tersebut, lahirlah program atau inisiatif yang membawa manfaat luas bagi masyarakat.
Lebih jauh lagi, IKPS SAW juga dapat menjadi fasilitator dalam menciptakan jejaring antar alumni untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Dengan demikian, wadah ini menjadi lebih dari sekedar tempat berdiskusi, melainkan pusat pemberdayaan yang berorientasi pada hasil.
Ladang Amal Jariyah: Mengubah Organisasi Menjadi Wadah Pengabdian
Amal jariyah adalah salah satu investasi akhirat yang kekal. Organisasi seperti IKPS SAW dapat menjadi ladang subur untuk menjalankan berbagai program yang mengandung nilai amal jariyah. Salam Progress!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐮𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐫𝐚𝐡, 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤: 𝐎𝐛𝐫𝐨𝐥𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐖𝐢𝐬𝐦𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭𝐢

Oleh : LAR (Sang Pengelana Pendidikan)   Pagi itu, Minggu, 29 Juni 2025, jam menunjukkan pukul 06.30 ketika udara Liabuku masih segar, seperti baru dicuci oleh hujan rintik-rintik yang reda beberapa saat sebelumnya. Kabut tipis menyelimut bukit-bukit kecil di kejauhan, seakan menyambut hangat pagi yang penuh harapan. Di sebuah sudut pondok yang sederhana namun bermakna—Wisma Indrajati, Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku—terjadi pertemuan kecil, namun sarat makna. Kami duduk berhadapan dalam suasana santai, tak ada podium, tak ada protokol. Hanya segelas kopi hangat, semangkuk geroncong, dan tuli-tuli, yang panasnya masih mengepul, beberapa bungkus nasi kuning, dan tawa-tawa ringan yang kadang pecah menembus diam. Saya, Ustad Riyan Ahmad, dan Ustad Roni, dan  menjadi pendengar setia dalam perbincangan yang membuka tabir masa depan, dan menyusul  Ustad Falah Sabirin yang keberadaannya tidak sampai selesai, karena harus segera menghadiri rapat di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid...

𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫: 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫

Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Alumni Permata Angk. 3 Ponpes Saw) Di antara deru ombak Buton dan sunyi malam Baubau yang mendalam, kabar bahagia menyelinap ke relung hati para pencinta ilmu: lima bintang kecil dari timur, santri-santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, kini bersiap terbang jauh ke negeri para ulama — Mesir, tanah Al-Azhar yang agung. Alhamdulillah , kelima anak negeri ini — Almawaddah dari Baubau, Fegita dari Siomou, Azhar dari Talaga Buton Tengah, Ld. Fahriansyah dari Lasalimu, dan Ilham dari Lombe Buton Tengah — telah membuktikan bahwa mimpi yang disulam dengan doa dan kerja keras mampu mengalahkan ketatnya seleksi nasional. Mereka lolos sebagai penerima beasiswa Kementerian Agama RI tahun 2025 dan diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, institusi pendidikan Islam tertua dan termasyhur di dunia. Bukan jalan lapang yang mereka lalui. Sebaliknya, medan itu terjal dan berliku. Seleksi yang diikuti lebih dari 2.800 peserta dari seluruh Indonesia dilaksanakan de...

𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧: 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐇. 𝐌𝐮𝐡. 𝐒𝐲𝐚𝐡𝐚𝐫𝐮𝐝𝐝𝐢𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐡, 𝐌𝐀

La Ode Ibrahim S.Pd.I., M.Pd Alumni Perdana Ponpes SAW Di tengah riuh rendah zaman yang kerap memisahkan manusia dalam sekat-sekat individualisme, KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, hadir sebagai sosok yang menyalakan obor kebersamaan. Dalam keheningan pikiran yang ke dalam, beliau melahirkan gagasan besar tentang silaturahmi sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan manusia, tetapi juga mengisyaratkan hati dan memperkuat iman. Pemikiran beliau ini tidak hanya menjadi teori yang mengisi kitab, tetapi diterjemahkan dalam langkah-langkah nyata melalui pembentukan Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPA) pada tahun 2000. Di mata beliau, silaturahmi bukan sekedar bertemu atau berbicara. Ia adalah seni menyambung hati, membangun jembatan kasih sayang, dan menciptakan ruang di mana manusia bisa saling mendukung. Gagasan ini disampaikan pada saat saya ditunjuk sebagai ketua pertama IKPA. Ini dasar memahami silaturahmi sebagai pilar utama dalam membangun kebersamaan di ...