Langsung ke konten utama

𝐈𝐊𝐏𝐒 𝐒𝐀𝐖: 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠


La Rudi S.Hum., M.Pd.
Alumni Permata Angk.3 Ponpes Saw

Silaturahmi adalah cahaya yang mempertemukan hati, menyatukan visi, dan menyalakan semangat kebersamaan. Dalam bingkai kehidupan modern yang sering kali mengutamakan individualisme, masyarakat menjadi sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan nilai-nilai luhur. Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPS SAW) hadir sebagai wadah silaturahmi yang tidak hanya menjaga kebersamaan antar alumni, tetapi juga mengobarkan semangat pengabdian untuk dan masyarakat agama.
Sebagai sebuah organisasi, IKPS SAW memiliki peluang besar untuk menjadi lebih dari sekedar forum nostalgia. IKPS SAW dapat menjadi pelita yang memancarkan sinar terang ke berbagai arah: memperkuat koneksi sosial, mewadahi aktualisasi diri, dan menciptakan dampak nyata di tengah umat. Untuk itu, pengembangan IKPS SAW harus didorong pada visi besar untuk menjadi sumber cahaya yang terus bersinar lebih terang.
Silaturahmi: Fondasi Cahaya yang Menyambung Hati
Silaturahmi bukan sekedar ajang berkumpul; ia adalah jembatan yang menghubungkan hati-hati dalam cinta, kepedulian, dan solidaritas. Dalam tradisi Islam, silaturahmi memiliki tempat yang mulia karena ia menjadi sebab datangnya rahmat Allah dan berkah kehidupan. Bagi IKPS SAW, silaturahmi bukan sekedar misi, tetapi landasan eksistensi.
Agar silaturahmi ini terus hidup dan berkembang, perlu adanya inovasi dalam menciptakan ruang-ruang interaksi yang relevan dan inklusif. IKPS SAW dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menghadirkan platform digital yang memungkinkan alumni saling terhubung di mana pun mereka berada. Media sosial, grup diskusi online, hingga aplikasi komunitas dapat menjadi solusi untuk menjangkau alumni yang tersebar luas, tanpa harus terkendala jarak.
Tidak hanya secara virtual, IKPS SAW juga perlu mengadakan kegiatan tatap muka yang bermakna. Misalnya, reuni tahunan, forum diskusi alumni, atau kegiatan sosial bersama dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan dan menyegarkan semangat persaudaraan. Melalui acara semacam ini, cahaya silaturahmi akan semakin terang dan memberikan kehangatan bagi setiap anggotanya.
Foto: Bekas Sekretariat IKPS Saw Bataraguru (Diambil 22/01/2025)

IKPS SAW sebagai Wadah Inspirasi dan Aktualisasi
Salah satu kunci pengembangan IKPS SAW menjadikannya lebih dari sekedar wadah silaturahmi. Organisasi ini harus mampu menjadi wadah bagi anggotanya untuk menginspirasi, belajar, dan berkontribusi secara konkret. Pada bagian ini, alumni pesantren yang memiliki latar belakang beragam bisa saling berbagi pengalaman, wawasan, dan keahlian.
Misalnya, IKPS SAW dapat mengadakan program mentorship kepada para alumni yang telah sukses di berbagai bidang membimbing generasi muda untuk mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, forum-forum diskusi tematik seperti kewirausahaan Islami, dakwah digital, atau isu-isu keumatan dapat memperkaya wawasan anggota sekaligus membangun kesadaran bersama akan tanggung jawab sosial.
Tidak kalah pentingnya, IKPS SAW dapat menjadi penggerak inisiatif sosial yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat luas. Mulai dari program pendidikan, seperti beasiswa untuk santri, hingga proyek pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat sekitar, semua ini akan menjadikan IKPS SAW bukan sekedar wadah untuk alumni, namun juga harapan bagi umat.
Cahaya Amal Jariyah yang Tak Akan Padam
Pengembangan IKPS SAW juga harus mencerminkan semangat kolektif dalam menciptakan ladang amal jariyah. Sebagai komunitas yang lahir dari tradisi pesantren, kehadiran IKPS SAW bisa menjadi kendaraan untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam bentuk amal yang berkelanjutan.
Salah satu langkah konkretnya adalah membangun infrastruktur berbasis sosial, seperti masjid, perpustakaan, atau rumah belajar yang didedikasikan atas nama organisasi. Selain itu, IKPS SAW dapat menginisiasi gerakan sosial berupa pemberian santunan kepada anak yatim, bantuan untuk korban bencana, atau program kesehatan masyarakat. Amal-amal ini tidak hanya akan menjadi bekal akhirat bagi para anggota, tetapi juga memperkuat eksistensi organisasi sebagai agen perubahan di tengah umat.
Merajut Masa Depan yang Lebih Cemerlang
Untuk memastikan cahaya IKPS SAW terus bersinar, perlu adanya strategi pengembangan jangka panjang. Salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah merumuskan visi dan misi yang jelas serta relevan dengan tantangan zaman. IKPS SAW juga harus terus menggali potensi anggotanya dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan program-program yang berdampak luas.
Kepemimpinan yang solid juga menjadi kunci keberhasilan pengembangan organisasi. Dengan pemimpin yang visioner, kreatif, dan adaptif, IKPS SAW dapat menggerakkan seluruh anggotanya menuju satu tujuan bersama: menjadi organisasi yang memberikan manfaat dunia dan akhirat.
Refleksi Akhir: Silaturahmi yang Menyala Lebih Terang
IKPS SAW adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang diajarkan di Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. Sebagai organisasi alumni, IKPS SAW harus terus tumbuh dan berkembang menjadi wadah yang tidak hanya menyambung tali persaudaraan, tetapi juga menjadi tempat mengaktualisasikan ide-ide besar dan menjalankan amal-amal kecil yang berdampak besar.
Cahaya yang mulai menyala di IKPS SAW kini tengah mengalir hingga bersinar lebih terang. Dengan kerja sama, keikhlasan, dan visi yang jelas, cahaya ini tidak hanya akan mendatangkan komunitas alumni, tetapi juga seluruh umat yang merindukan kebersamaan dalam kebaikan. Mari terus berjalan bersama, menjadikan IKPS SAW sebagai simbol silaturahmi, inspirasi, dan pengabdian tanpa batas. SALAM PROGRESS!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐮𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐫𝐚𝐡, 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤: 𝐎𝐛𝐫𝐨𝐥𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐖𝐢𝐬𝐦𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭𝐢

Oleh : LAR (Sang Pengelana Pendidikan)   Pagi itu, Minggu, 29 Juni 2025, jam menunjukkan pukul 06.30 ketika udara Liabuku masih segar, seperti baru dicuci oleh hujan rintik-rintik yang reda beberapa saat sebelumnya. Kabut tipis menyelimut bukit-bukit kecil di kejauhan, seakan menyambut hangat pagi yang penuh harapan. Di sebuah sudut pondok yang sederhana namun bermakna—Wisma Indrajati, Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku—terjadi pertemuan kecil, namun sarat makna. Kami duduk berhadapan dalam suasana santai, tak ada podium, tak ada protokol. Hanya segelas kopi hangat, semangkuk geroncong, dan tuli-tuli, yang panasnya masih mengepul, beberapa bungkus nasi kuning, dan tawa-tawa ringan yang kadang pecah menembus diam. Saya, Ustad Riyan Ahmad, dan Ustad Roni, dan  menjadi pendengar setia dalam perbincangan yang membuka tabir masa depan, dan menyusul  Ustad Falah Sabirin yang keberadaannya tidak sampai selesai, karena harus segera menghadiri rapat di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid...

𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫: 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫

Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Alumni Permata Angk. 3 Ponpes Saw) Di antara deru ombak Buton dan sunyi malam Baubau yang mendalam, kabar bahagia menyelinap ke relung hati para pencinta ilmu: lima bintang kecil dari timur, santri-santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, kini bersiap terbang jauh ke negeri para ulama — Mesir, tanah Al-Azhar yang agung. Alhamdulillah , kelima anak negeri ini — Almawaddah dari Baubau, Fegita dari Siomou, Azhar dari Talaga Buton Tengah, Ld. Fahriansyah dari Lasalimu, dan Ilham dari Lombe Buton Tengah — telah membuktikan bahwa mimpi yang disulam dengan doa dan kerja keras mampu mengalahkan ketatnya seleksi nasional. Mereka lolos sebagai penerima beasiswa Kementerian Agama RI tahun 2025 dan diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, institusi pendidikan Islam tertua dan termasyhur di dunia. Bukan jalan lapang yang mereka lalui. Sebaliknya, medan itu terjal dan berliku. Seleksi yang diikuti lebih dari 2.800 peserta dari seluruh Indonesia dilaksanakan de...

𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧: 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐇. 𝐌𝐮𝐡. 𝐒𝐲𝐚𝐡𝐚𝐫𝐮𝐝𝐝𝐢𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐡, 𝐌𝐀

La Ode Ibrahim S.Pd.I., M.Pd Alumni Perdana Ponpes SAW Di tengah riuh rendah zaman yang kerap memisahkan manusia dalam sekat-sekat individualisme, KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, hadir sebagai sosok yang menyalakan obor kebersamaan. Dalam keheningan pikiran yang ke dalam, beliau melahirkan gagasan besar tentang silaturahmi sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan manusia, tetapi juga mengisyaratkan hati dan memperkuat iman. Pemikiran beliau ini tidak hanya menjadi teori yang mengisi kitab, tetapi diterjemahkan dalam langkah-langkah nyata melalui pembentukan Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPA) pada tahun 2000. Di mata beliau, silaturahmi bukan sekedar bertemu atau berbicara. Ia adalah seni menyambung hati, membangun jembatan kasih sayang, dan menciptakan ruang di mana manusia bisa saling mendukung. Gagasan ini disampaikan pada saat saya ditunjuk sebagai ketua pertama IKPA. Ini dasar memahami silaturahmi sebagai pilar utama dalam membangun kebersamaan di ...