Langsung ke konten utama

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐑𝐢𝐭𝐦𝐞 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐈𝐊𝐏𝐒 𝐒𝐚𝐰 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤-𝐁𝐚𝐢𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐔𝐦𝐦𝐚𝐭

Mengatur Ritme Langkah Bersama Anggota IKPS Saw Alumni Perdana & Alumni Permata Angk.3 Ponpes Saw Menuju Khairul Ummah (Foto: 04/06/2023)

Dalam untaian ayat-Nya, Allah menegaskan keistimewaan umat Islam dengan firman-Nya, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran: 110). Kalimat agung ini bagaikan mercusuar yang memandu kita menuju kemuliaan hidup, memberikan arah bagi setiap langkah organisasi seperti Ikatan Keluarga Pondok Pesantren (IKPS) Saw. Sebuah organisasi yang tidak hanya menjadi wadah berkumpulnya generasi muda, tetapi juga medan perjuangan untuk melahirkan individu dan komunitas yang mampu menjadi representasi khairul ummah —umat terbaik.

Namun, mencapai derajat umat terbaik bukanlah perjalanan yang mudah. Ia menuntut ritme langkah yang teratur, gerak kolektif yang harmonis, serta niat yang ikhlas demi meraih ridha-Nya. IKPS Saw harus senantiasa mengatur ritme langkahnya agar mampu menciptakan jejak yang terpuji, membangun generasi yang penuh kesadaran terhadap tugas, serta melahirkan perubahan yang berarti di tengah masyarakat.

Ritme Langkah yang Terarah: Membangun Kesadaran Kolektif

Dalam setiap perjalanan, ritme adalah elemen penting. Tanpa ritme yang teratur, gerakan akan kacau; tanpa arah yang jelas, langkah akan buntu. Ritme yang dimaksud dalam konteks IKPS Saw bukan sekadar pengaturan kegiatan organisasi, melainkan kesadaran kolektif untuk bergerak bersama dalam masyarakat tujuan yang sama— menjadikan organisasi ini sebagai pelopor perubahan menuju yang lebih baik.

Ritme langkah dimulai dari penyatuan kunjungan. IKPS Saw harus merumuskan visi besar yang tidak sekedar slogan, tetapi benar-benar menjadi pedoman hidup anggota. Visi untuk menjadi khairul ummah berarti membangun komunitas yang selalu menyeru kepada kebaikan, melawan segala bentuk kemungkaran, dan menjadikan iman sebagai landasan utama. Untuk mewujudkannya, diperlukan sinkronisasi antara niat, pemikiran, dan tindakan anggota.

Kesadaran kolektif ini adalah akar kekuatan. Ketika seluruh elemen dalam IKPS Saw berjalan dalam ritme yang sama, melangkah dengan tujuan yang sama, maka perubahan besar akan menjadi keniscayaan. Pentingnya memperkuat tali ukhuwah Islamiyah di antara anggota, agar perjalanan menuju khairul ummah menjadi perjalanan bersama yang penuh keberkahan.

Langkah Teratur Menuju Khairul Ummah

Untuk menjadi yang terbaik, IKPS Saw membutuhkan langkah terencana dan terukur. Ada beberapa pilar utama yang bisa menjadi landasan:

1. Penguatan Spiritual

Menjadi khairul ummah adalah perjalanan yang dimulai dari dalam diri. Sebagai individu, setiap anggota IKPS Saw harus selalu memperbaiki hubungan vertikal dengan Allah dan horizontal dengan sesama manusia. Tradisi keilmuan Islam, seperti pengajian rutin, kajian tafsir Al-Qur'an, dan pembacaan hadis, harus menjadi aktivitas utama yang menghidupkan organisasi ini.

Hati yang dekat dengan Al-Qur'an dan Sunnah akan menjadi sumber energi dalam menghadapi tantangan dunia modern. Dengan penguatan spiritual, setiap anggota akan memiliki iman yang kokoh dan akhlak yang mulia, menjadikannya layak menyandang predikat umat terbaik.

2. Pengembangan Intelektual

Sebagai pembelajar, tugas utama anggota IKPS Saw adalah meningkatkan kapasitas personality, dan komunitas. Namun, keilmuan yang diusahakan tidak boleh hanya terbatas pada pendidikan formal. Diskusi, seminar, hingga kolaborasi dengan berbagai pihak harus menjadi tradisi untuk mengasah intelektual dan membangun wawasan yang luas.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memahamkan dia dalam urusan agama” (HR. Bukhari dan Muslim). Pemahaman agama yang mendalam, ditambah dengan kecakapan intelektual, akan menjadikan anggota IKPS Saw pribadi yang solutif dan relevan di tengah masyarakat.

3. Kepedulian Sosial

Sebaik-baik umat adalah yang memberi manfaat bagi orang lain. IKPS Saw harus memposisikan diri sebagai agen perubahan sosial. Kegiatan seperti bakti sosial, pengabdian masyarakat, hingga gerakan filantropi berbasis gotong royong adalah langkah nyata untuk menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat. Oleh karena itu, IKPS Saw tidak hanya dikenal sebagai komunitas pernah nyantri di pesantren, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang membawa rahmat bagi semesta.

Harmonisasi Peran Anggota

Dalam perjalanan organisasi, setiap individu memiliki peran unik. Tidak ada langkah yang terlalu kecil, tidak ada peran yang terlalu sederhana. Semua anggota IKPS Saw adalah bagian penting dari simfoni besar menuju khairul ummah .

Harmoni ini membutuhkan kerja sama yang erat di antara para anggota. Setiap bakat, keterampilan, dan potensi yang dimiliki harus dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama. Pengurus organisasi harus mampu mendeteksi kelebihan anggotanya dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya. Dengan cara ini, IKPS Saw tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga ruang tumbuh bagi anggotanya.

Dengan Melangkah: Mengukir Perjalanan dengan Indah

Dalam setiap langkah yang diambil, keindahan sastra bisa menjadi inspirasi. Sastra adalah wujud yang halus dalam menghadapi kerasnya kenyataan. Anggota IKPS Saw bisa belajar menyampaikan gagasan, kritik, dan solusi dengan cara yang indah dan menyentuh hati. Kata-kata yang penuh hikmah akan mampu menyentuh jiwa, menggugah semangat, dan menyatukan hati.

Mengatur ritme langkah mengorganisir dengan balutan keindahan sastra adalah cara untuk memastikan bahwa perjuangan ini tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga pada proses. Sama seperti sebuah syair, perjalanan menuju khairul ummah adalah puisi kehidupan yang terus kita tulis bersama.

Penutup: Khairul Ummah adalah Takdir yang Harus Diperjuangkan

Menjadi umat terbaik bukanlah status yang bisa dimiliki tanpa usaha. Ia adalah takdir yang harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, dengan ketulusan hati, dan dengan kekuatan tekad. Bagi IKPS Saw, perjalanan ini bukanlah sesuatu yang instan. Ia adalah hasil dari pengaturan ritme langkah yang konsisten, kerja keras yang kolektif, dan doa yang tulus kepada Allah.

Setiap anggota IKPS Saw adalah penulis sejarah. Dengan setiap langkah kecil yang diambil, kita bersama-sama menciptakan narasi besar tentang kebangkitan umat. Mari kita atur ritme langkah ini dengan kebijaksanaan, harmoni, dan semangat tanpa henti. Karena menjadi khairul ummah bukan sekedar mimpi, namun tujuan yang nyata dan mulia. SALAM PROGRESS! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐮𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐫𝐚𝐡, 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤: 𝐎𝐛𝐫𝐨𝐥𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐖𝐢𝐬𝐦𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭𝐢

Oleh : LAR (Sang Pengelana Pendidikan)   Pagi itu, Minggu, 29 Juni 2025, jam menunjukkan pukul 06.30 ketika udara Liabuku masih segar, seperti baru dicuci oleh hujan rintik-rintik yang reda beberapa saat sebelumnya. Kabut tipis menyelimut bukit-bukit kecil di kejauhan, seakan menyambut hangat pagi yang penuh harapan. Di sebuah sudut pondok yang sederhana namun bermakna—Wisma Indrajati, Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku—terjadi pertemuan kecil, namun sarat makna. Kami duduk berhadapan dalam suasana santai, tak ada podium, tak ada protokol. Hanya segelas kopi hangat, semangkuk geroncong, dan tuli-tuli, yang panasnya masih mengepul, beberapa bungkus nasi kuning, dan tawa-tawa ringan yang kadang pecah menembus diam. Saya, Ustad Riyan Ahmad, dan Ustad Roni, dan  menjadi pendengar setia dalam perbincangan yang membuka tabir masa depan, dan menyusul  Ustad Falah Sabirin yang keberadaannya tidak sampai selesai, karena harus segera menghadiri rapat di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid...

𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫: 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫

Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Alumni Permata Angk. 3 Ponpes Saw) Di antara deru ombak Buton dan sunyi malam Baubau yang mendalam, kabar bahagia menyelinap ke relung hati para pencinta ilmu: lima bintang kecil dari timur, santri-santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, kini bersiap terbang jauh ke negeri para ulama — Mesir, tanah Al-Azhar yang agung. Alhamdulillah , kelima anak negeri ini — Almawaddah dari Baubau, Fegita dari Siomou, Azhar dari Talaga Buton Tengah, Ld. Fahriansyah dari Lasalimu, dan Ilham dari Lombe Buton Tengah — telah membuktikan bahwa mimpi yang disulam dengan doa dan kerja keras mampu mengalahkan ketatnya seleksi nasional. Mereka lolos sebagai penerima beasiswa Kementerian Agama RI tahun 2025 dan diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, institusi pendidikan Islam tertua dan termasyhur di dunia. Bukan jalan lapang yang mereka lalui. Sebaliknya, medan itu terjal dan berliku. Seleksi yang diikuti lebih dari 2.800 peserta dari seluruh Indonesia dilaksanakan de...

𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧: 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐇. 𝐌𝐮𝐡. 𝐒𝐲𝐚𝐡𝐚𝐫𝐮𝐝𝐝𝐢𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐡, 𝐌𝐀

La Ode Ibrahim S.Pd.I., M.Pd Alumni Perdana Ponpes SAW Di tengah riuh rendah zaman yang kerap memisahkan manusia dalam sekat-sekat individualisme, KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, hadir sebagai sosok yang menyalakan obor kebersamaan. Dalam keheningan pikiran yang ke dalam, beliau melahirkan gagasan besar tentang silaturahmi sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan manusia, tetapi juga mengisyaratkan hati dan memperkuat iman. Pemikiran beliau ini tidak hanya menjadi teori yang mengisi kitab, tetapi diterjemahkan dalam langkah-langkah nyata melalui pembentukan Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPA) pada tahun 2000. Di mata beliau, silaturahmi bukan sekedar bertemu atau berbicara. Ia adalah seni menyambung hati, membangun jembatan kasih sayang, dan menciptakan ruang di mana manusia bisa saling mendukung. Gagasan ini disampaikan pada saat saya ditunjuk sebagai ketua pertama IKPA. Ini dasar memahami silaturahmi sebagai pilar utama dalam membangun kebersamaan di ...