Langsung ke konten utama

𝐌𝐞𝐧𝐮𝐭𝐮𝐩 𝐓𝐮𝐫𝐧𝐚𝐦𝐞𝐧, 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐮𝐤𝐚 𝐉𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧: 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐬𝐢 𝐍𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐍𝐚𝐟𝐚𝐬 𝐈𝐊𝐏𝐒 𝐒𝐀𝐖



Oleh: La Rudi (Anggota Majelis Pertimbangan dan Konsultasi IKPS Saw)

Di bawah langit sore yang temaram, bola terakhir menggelinding perlahan di lapangan futsal Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. Sorak-sorai yang menggema sepanjang pertandingan mulai mereda, digantikan oleh gema syukur dan harapan. Turnamen Futsal Alumni IKPS SAW Cup III bukan sekadar rangkaian laga, ia adalah gema silaturahmi yang membelah waktu dan jarak, mempertemukan yang jauh menjadi dekat, yang lama tak jumpa menjadi akrab kembali.

Di tengah kerumunan, Ketua IKPS SAW, Ustaz Syukur Haniru, M.Pd., berdiri dengan mata yang penuh semangat. Dalam sambutannya, ia tidak hanya menutup kegiatan, tetapi juga membuka lembar baru IKPS SAW: lembar yang berisi mimpi, rencana, dan tekad bersama untuk terus berbenah.

Turnamen ini adalah bentuk sederhana namun bermakna dari ikhtiar kita,” ucapnya. “Bukan hanya tentang siapa mencetak gol, siapa menang dan kalah, tetapi siapa yang rela hadir, menyatu dalam semangat kebersamaan, dan menegaskan jati diri alumni yang hidup, yang tak pernah redup semangatnya.”

Turnamen ini adalah panggung kecil tempat semangat besar ditampilkan. Di sinilah para alumni menunjukkan bahwa IKPS bukan hanya organisasi, tetapi keluarga besar yang bergerak. Aksi nyata dari alumni adalah denyut nadi yang menjaga tubuh organisasi tetap hangat dan hidup. Di sinilah solidaritas lahir bukan dari wacana, tetapi dari peluh yang jatuh, dari tawa yang tulus, dan dari semangat yang menyala di tengah pertandingan.

Olahraga Sebagai Media, Kebersamaan Sebagai Tujuan

Di balik strategi dan taktik futsal, tersembunyi nilai yang lebih dalam: membangun komunikasi, saling memahami, dan memupuk kepercayaan. Saat alumni Suyukh beradu strategi dengan El-Nozha, bukan hanya bola yang digulirkan, tetapi juga kenangan, kisah perjuangan masa lalu, dan harapan masa depan. Skor akhir memang penting, namun yang lebih penting adalah ruh kolektif yang tumbuh: semangat untuk bergerak bersama, membangun bersama.

Kegiatan ini adalah simbol perjuangan sunyi alumni—yang mungkin tak banyak bicara, tetapi sibuk bekerja, membantu, menyumbang, dan hadir secara nyata. Dari kontribusi sponsor internal alumni seperti Jasa Titip Nozha, ZStoreKendari, Andaba Star, hingga Graduate 2013, semua menjadi bukti bahwa kesetiaan kepada pondok tak pernah padam.

Makna Silaturahmi: Dari Pertemuan ke Aksi

Dalam setiap pelukan hangat selepas pertandingan, dalam setiap tawa yang meledak di bangku cadangan, tergambar makna silaturahmi yang sejati. IKPS SAW bukan sekadar organisasi alumni, ia adalah jembatan ruhani yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.

KH. Abdul Rasyid Sabirin, Lc., MA., Pimpinan Pondok, sejak awal menyampaikan apresiasinya terhadap semangat alumni. Beliau melihat ini sebagai bentuk nyata berhidmat dengan gembira, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan apapun, kecuali dengan cinta dan kesetiaan kepada pondok. Dalam setiap kegiatan alumni, terlihat jelas bahwa pondok bukan hanya tempat belajar, tapi rumah tempat hati selalu kembali.

IKPS SAW Berbenah: Dari Turnamen ke Gerakan

Ustaz Syukur menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari proses berbenah. “Kita sedang mengukur kekuatan organisasi melalui kebersamaan seperti ini. Dari sinilah kita bisa menyusun langkah strategis ke depan, karena organisasi tak cukup hanya dengan struktur—ia harus ditopang oleh kultur dan gerak.”

Aksi nyata menjadi kata kunci. Tidak cukup hanya hadir dalam euforia, tapi harus berlanjut menjadi sistem. Alumni diharap tak sekadar hadir saat acara, tetapi menjadi bagian dari gerakan jangka panjang. Misalnya, mendukung program koperasi pondok, pertanian, tahfidz Qur’an, hingga pendidikan santriwati. Setiap alumni memiliki potensi, dan potensi itu hanya bermakna jika disinergikan.

Menjadi Alumni, Menjadi Pelita

Dalam penutupan ini, semestinya kita semua merenung: apa makna menjadi alumni? Apakah sekadar status? Ataukah tanggung jawab yang suci untuk terus menyinari jalan pondok dengan peran, pemikiran, dan kontribusi?

Menjadi alumni adalah menjadi pelita yang tak padam di tengah gelap. Menjadi alumni adalah menjadi embun yang membasahi ladang perjuangan pondok, memberi harapan dan kehidupan. Maka, kegiatan seperti turnamen ini bukanlah akhir, tetapi permulaan dari gerakan besar alumni yang berpikir, merasa, dan bertindak.

Dari Sore Ini, Kita Melangkah Lagi

Sore ini, matahari tak sekadar terbenam di balik tribun lapangan futsal. Ia pamit perlahan sambil menitipkan harapan baru. Bahwa dari kegiatan sederhana ini, akan lahir semangat yang menjulang. Akan tumbuh generasi alumni yang bukan hanya bangga pernah mondok, tapi bangga karena terus berbuat.

IKPS SAW, hari ini telah menunjukkan bahwa ia hidup. Dan lebih dari itu, ia siap berlari, siap berkarya, siap menjadi pelita yang tak henti. Salam Progress!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐮𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐫𝐚𝐡, 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤: 𝐎𝐛𝐫𝐨𝐥𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐖𝐢𝐬𝐦𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭𝐢

Oleh : LAR (Sang Pengelana Pendidikan)   Pagi itu, Minggu, 29 Juni 2025, jam menunjukkan pukul 06.30 ketika udara Liabuku masih segar, seperti baru dicuci oleh hujan rintik-rintik yang reda beberapa saat sebelumnya. Kabut tipis menyelimut bukit-bukit kecil di kejauhan, seakan menyambut hangat pagi yang penuh harapan. Di sebuah sudut pondok yang sederhana namun bermakna—Wisma Indrajati, Pondok Pesantren Al-Amanah Liabuku—terjadi pertemuan kecil, namun sarat makna. Kami duduk berhadapan dalam suasana santai, tak ada podium, tak ada protokol. Hanya segelas kopi hangat, semangkuk geroncong, dan tuli-tuli, yang panasnya masih mengepul, beberapa bungkus nasi kuning, dan tawa-tawa ringan yang kadang pecah menembus diam. Saya, Ustad Riyan Ahmad, dan Ustad Roni, dan  menjadi pendengar setia dalam perbincangan yang membuka tabir masa depan, dan menyusul  Ustad Falah Sabirin yang keberadaannya tidak sampai selesai, karena harus segera menghadiri rapat di Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid...

𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫: 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫

Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Alumni Permata Angk. 3 Ponpes Saw) Di antara deru ombak Buton dan sunyi malam Baubau yang mendalam, kabar bahagia menyelinap ke relung hati para pencinta ilmu: lima bintang kecil dari timur, santri-santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, kini bersiap terbang jauh ke negeri para ulama — Mesir, tanah Al-Azhar yang agung. Alhamdulillah , kelima anak negeri ini — Almawaddah dari Baubau, Fegita dari Siomou, Azhar dari Talaga Buton Tengah, Ld. Fahriansyah dari Lasalimu, dan Ilham dari Lombe Buton Tengah — telah membuktikan bahwa mimpi yang disulam dengan doa dan kerja keras mampu mengalahkan ketatnya seleksi nasional. Mereka lolos sebagai penerima beasiswa Kementerian Agama RI tahun 2025 dan diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, institusi pendidikan Islam tertua dan termasyhur di dunia. Bukan jalan lapang yang mereka lalui. Sebaliknya, medan itu terjal dan berliku. Seleksi yang diikuti lebih dari 2.800 peserta dari seluruh Indonesia dilaksanakan de...

𝐒𝐢𝐥𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐡𝐦𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧: 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐇. 𝐌𝐮𝐡. 𝐒𝐲𝐚𝐡𝐚𝐫𝐮𝐝𝐝𝐢𝐧 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐡, 𝐌𝐀

La Ode Ibrahim S.Pd.I., M.Pd Alumni Perdana Ponpes SAW Di tengah riuh rendah zaman yang kerap memisahkan manusia dalam sekat-sekat individualisme, KH. Muh. Syaharuddin Saleh, MA, hadir sebagai sosok yang menyalakan obor kebersamaan. Dalam keheningan pikiran yang ke dalam, beliau melahirkan gagasan besar tentang silaturahmi sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan manusia, tetapi juga mengisyaratkan hati dan memperkuat iman. Pemikiran beliau ini tidak hanya menjadi teori yang mengisi kitab, tetapi diterjemahkan dalam langkah-langkah nyata melalui pembentukan Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid (IKPA) pada tahun 2000. Di mata beliau, silaturahmi bukan sekedar bertemu atau berbicara. Ia adalah seni menyambung hati, membangun jembatan kasih sayang, dan menciptakan ruang di mana manusia bisa saling mendukung. Gagasan ini disampaikan pada saat saya ditunjuk sebagai ketua pertama IKPA. Ini dasar memahami silaturahmi sebagai pilar utama dalam membangun kebersamaan di ...