(Anggota MPK IKPS Saw)
Langit Kota Baubau belum sepenuhnya biru ketika derap semangat mulai menggema dari sebuah lapangan futsal yang sederhana namun penuh makna. Di sana, tak sekadar bola yang menggelinding, tetapi idealisme, kebersamaan, dan semangat perubahan para alumni Pondok Pesantren Modern Al-Syaikh Abdul Wahid, yang menyatu dalam satu nama: IKPS SAW Cup III.
Turnamen ini bukan sekadar ajang olahraga. Ia adalah medium artikulasi jiwa-jiwa yang rindu akan persatuan. Ia adalah panggung kecil tempat mimpi besar dipertemukan. Adalah KH. Abdul Rasyid Sabirin Lc., MA., pimpinan pondok, yang membuka kegiatan ini dengan semangat dan ketulusan. Dalam sambutannya, beliau tak hanya memberikan restu, tapi juga menyiramkan motivasi yang segar.
“Saya sangat mengapresiasi semangat para alumni yang terus menghidupkan denyut organisasi ini,” tuturnya penuh haru.
Kata-kata beliau adalah siraman embun di pagi yang mulai hangat, memupuk cita-cita dan kerja nyata.
Turnamen ini adalah wujud dari keberanian alumni untuk tampil, tidak sekadar bernostalgia, tapi juga berkarya dan berkontribusi. Dalam pandangan Kasman Rauf, salah satu alumni yang kini duduk sebagai Anggota DPRD Buton Tengah:
"Turnamen ini menjadi wajah baru bagi IKPS SAW. Menurut penilaianku, kegiatan seperti ini tidak hanya menyemai jiwa sportif, tetapi juga menunjukkan bahwa alumni pondok punya kekuatan riil untuk berbuat dan menginspirasi."
Antara Taktik dan Solidaritas
Pertandingan pembuka mempertemukan dua generasi: Alumni Suyukh (1999-2005) dan El-Nozha (2014). Di balik tensi dan semangat kompetisi, yang tampak adalah semangat lintas angkatan yang saling menguatkan. Gol pertama dicetak oleh Harun Bahrun, membobol gawang El-Nozha dengan tendangan keras dan tajam. Disusul gol kedua dari La Ode Ridwan yang memperkuat kemenangan Suyukh dengan skor 2-0. Tetapi, yang sejatinya menang adalah semua. Karena dari lapangan itu, lahir semangat baru yang menyatukan.
Futsal hanyalah alat. Di baliknya, terselip visi besar: menggairahkan organisasi alumni, mempererat silaturahmi, dan menampilkan wajah baru IKPS SAW sebagai organisasi alumni pondok yang tangguh, kreatif, dan adaptif. Bukan sekadar berkumpul, tetapi menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Dari sinilah pentingnya gairah semacam ini: tidak hanya membangkitkan semangat sportivitas, tetapi juga menghidupkan mesin organisasi yang seringkali tertidur dalam diam.
Sponsor: Menjahit Asa Bersama
Turnamen ini juga menguji daya dukung alumni terhadap gerakan kolektif. Dukungan sponsor internal alumni menjadi bukti bahwa kesadaran ekonomi dan solidaritas telah tumbuh. Dari Jasa Titip Nozha, ZStoreKendari, Andaba Star, Pelangi Collection, Toko Muslimah hingga Graduate 2013—semua bersatu dalam satu kesadaran: bahwa organisasi hanya bisa tumbuh jika didukung oleh pemiliknya sendiri, yaitu para alumni.
Keterlibatan sponsor tidak hanya menghidupi turnamen, tetapi juga membuka ruang baru bagi kerja sama bisnis antar alumni. Inilah potensi ekonomi berbasis ukhuwah, yang menjadi lahan subur untuk dikelola dan dikembangkan ke depan. Bayangkan jika sinergi semacam ini terus berlanjut dalam banyak aspek kehidupan alumni, dari koperasi hingga pembangunan pondok—masa depan IKPS SAW akan bersinar dengan warna-warni yang meneduhkan.
Menulis Sejarah dari Keringat Lapangan
Di lapangan futsal itu, sejarah sedang ditulis. Bukan dengan pena, tetapi dengan peluh, semangat, dan tawa yang bersahut-sahutan. Momen ini adalah bukti bahwa alumni tidak sedang tidur dalam kejayaan masa lalu, tetapi bangkit dan bersiap menjemput masa depan. Mereka bergerak bukan karena nostalgia, tetapi karena tanggung jawab. Mereka bertanding bukan untuk saling mengalahkan, tetapi untuk saling menguatkan.
Turnamen ini harus menjadi tradisi. Ia harus dijaga seperti api kecil di tengah malam yang gelap. Sebab dari turnamen seperti ini, kita bisa mengukur denyut hidup organisasi. Kita bisa melihat siapa yang peduli, siapa yang siap berbuat, dan siapa yang akan terus menjadi bagian dari perubahan.
Saatnya IKPS SAW Menyala
Inilah saatnya IKPS SAW menyala lebih terang. Turnamen futsal ini adalah bara kecil yang harus dijaga agar tak padam. Dari sini, kita bisa membangun jembatan antar angkatan, merancang kerja kolektif, dan mewujudkan kontribusi nyata bagi pondok, umat, dan bangsa. Alumni bukan sekadar gelar. Ia adalah tanggung jawab. Dan tanggung jawab itu kini sedang dipikul bersama.
Mari terus berlari, seperti Harun Bahrun menggiring bola. Mari terus mencari celah untuk menembus gawang persoalan dan tantangan. Mari terus menanam solidaritas seperti Pelangi Collection, ZStore, dan yang lainnya telah lakukan. Dan di atas semua itu, mari terus menyatu dalam semangat pondok yang dulu pernah mendidik kita dengan doa, disiplin, dan cinta.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar