Oleh : LaR (PeNgGiAt GeRak JeMaRi) Jam menunjukkan pukul 15.45. Mentari sore mulai condong ke barat, menyisakan cahaya kuning yang lembut di ufuk langit. Ustad Muh. Ilham Saleh menghubungi saya melalui telepon, suaranya terdengar bersemangat: “Kita ke Batauga sore ini. Ada acara Maulid Nabi bersama mahasiswa KKN STIS SAW. Kita berangkat bersama Ustad Ziadin dan Ustad Abdurohman. Jangan terlambat, mobil sudah siap.” Perjalanan sore itu seperti mengalirkan cerita sendiri. Dari dalam mobil, jalanan berliku menuju Batauga menjadi saksi obrolan santai kami. Bahasan kami tidak melulu tentang acara yang akan dihadiri, tetapi justru mengalir ke hal-hal sederhana yang menautkan rasa persaudaraan: mancing. Iya, mancing ikan. Obrolan tentang spot-spot rahasia, tentang hasil pancingan yang kadang tak terduga, hingga kisah viral dari Suk@-Suk@ Channel yang sering memamerkan hasil tangkapan lautnya yang wow . Kami tergelak, seakan lelah perjalanan terobati hanya dengan canda, kisah, dan imajinasi...
Oleh : LaR (Sang Pengelana Pendidikan) Pagi itu (Minggu, 27/07/2025), mentari baru saja mengintip malu dari balik jendela langit. Di Pondok Pesantren Al-Amanah menandai momen Acara Pekan Perkenalan (Khutbatul Arsy), deru mesin tua yang khas membelah udara pagi dengan irama nostalgia yang menyayat ingatan. Sebuah parade kendaraan sederhana namun sarat makna pun dimulai. Bukan parade mewah dengan deretan mobil sport atau motor gede penuh silau. Tapi parade pengabdian, parade ide, parade sejarah, yang mengalir dalam denyut roda kendaraan tua milik pondok, yang dikendarai langsung oleh tangan-tangan yang dulu ditempa dalam peluh dan sabar: para guru, para pendidik, dan para pembawa obor peradaban. Adalah Ustad Abdul Muizu dan Ustad Arman (Alumni Ponpes Modern Al-Syaikh Abdul Wahid yang berbeda angkatan) saling bersinergis di pelataran medan juang pengabdian Pondok Modern Al-Amanah, dua nama yang hari ini mengemudikan kendaraan legendaris pondok dengan sepenuh jiwa. Di bawah sorot kamera ...