Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫: 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫

Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Alumni Permata Angk. 3 Ponpes Saw) Di antara deru ombak Buton dan sunyi malam Baubau yang mendalam, kabar bahagia menyelinap ke relung hati para pencinta ilmu: lima bintang kecil dari timur, santri-santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, kini bersiap terbang jauh ke negeri para ulama — Mesir, tanah Al-Azhar yang agung. Alhamdulillah , kelima anak negeri ini — Almawaddah dari Baubau, Fegita dari Siomou, Azhar dari Talaga Buton Tengah, Ld. Fahriansyah dari Lasalimu, dan Ilham dari Lombe Buton Tengah — telah membuktikan bahwa mimpi yang disulam dengan doa dan kerja keras mampu mengalahkan ketatnya seleksi nasional. Mereka lolos sebagai penerima beasiswa Kementerian Agama RI tahun 2025 dan diterima di Universitas Al-Azhar Kairo, institusi pendidikan Islam tertua dan termasyhur di dunia. Bukan jalan lapang yang mereka lalui. Sebaliknya, medan itu terjal dan berliku. Seleksi yang diikuti lebih dari 2.800 peserta dari seluruh Indonesia dilaksanakan de...

𝐒𝐓𝐈𝐒 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝 𝐝𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐦𝐚 𝐊𝐨𝐦𝐢𝐭𝐦𝐞𝐧 𝐙𝐚𝐦𝐚𝐧

Oleh: La Rudi Di kaki langit Baubau yang senantiasa menyimpan hikmah, ada satu lembaga yang sedang menapaki tangga-tangga pengakuan akademik — bukan sekadar demi prestise, tetapi demi sebuah tanggung jawab luhur: menjawab tantangan zaman dengan ilmu, pengabdian, dan komitmen membangun daerah . Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Al-Syaikh Abdul Wahid telah menulis satu lembar penting dalam sejarahnya, ketika dua asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) hadir secara daring pada 22–23 Mei 2025, menelisik, mengkaji, dan menggali kualitas dari sebuah institusi yang tumbuh dari akar pesantren, tetapi merindukan langit peradaban. Adalah Dr. Muhammad Hambali, Lc., M.A. dan Prof. Dr. Jamal Abdul Aziz, M.Ag. — dua insan ilmuwan yang menelisik bukan hanya angka dan dokumen, tetapi juga semangat dan denyut kehidupan akademik yang tersembunyi di balik lembar-lembar laporan. Mereka menyapa STIS bukan sekadar sebagai lembaga, tetapi sebagai ruh kolektif yang sedang bertumbuh, ber...

𝐁𝐞𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐈𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐈𝐊𝐏𝐒: 𝐏𝐞𝐫𝐜𝐚𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐨𝐫𝐞 𝐝𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐊𝐮𝐛𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐈𝐬𝐥𝐚𝐦

Oleh: La Rudi Selasa sore, 21 Mei 2025. Matahari mulai condong ke barat, meninggalkan langit Baubau dalam semburat jingga yang teduh. Angin dari arah bukit menderu pelan, menyapa dedaunan di sekitar Beranda Inspirasi IKPS Kios Mama Fairuz , tempat kami duduk santai, berbincang tentang hal-hal yang lebih besar dari kami sendiri. Aku, Hamid Munir, Safar Benzema, dan seorang sahabat yang dibawa Hamid , mengukir waktu dalam percakapan yang sederhana, namun sarat makna. Letaknya unik — beranda kecil ini berdiri tak jauh dari pemakaman Islam, seakan hendak mengingatkan bahwa setiap gagasan dan langkah kita, akan suatu hari menjadi jejak yang dikenang, atau terlupakan oleh zaman. Maka, hidup tak bisa asal melangkah, harus bermakna, harus memberi . Di tangan Hamid, kopi panas mengepul dari gelas bening, seakan hendak menandingi semangat kami yang mulai mendidih karena obrolan tentang internet, peluang bisnis, dan arah masa depan Kota Baubau serta Buton Selatan. Kami tak sedang berdiskusi d...

𝐁𝐚𝐭𝐮-𝐁𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐓𝐞𝐩𝐢 𝐏𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢: 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐔𝐬𝐭𝐚𝐝 𝐁𝐚𝐜𝐡𝐭𝐢𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐫𝐢-𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐏𝐞𝐬𝐚𝐧𝐭𝐫𝐞𝐧

H. Muh. Sabirin dan Ibu Haji Berpose Bersama Santri Perdana Ponpes Saw Depan Gedung 2 Makkah Tahun 1993 Malam itu, dalam gubuk sederhana di sudut  Masjid Al-Amin Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid menjadi saksi perbincangan yang lebih bernilai dari emas tua. Angin malam menyusup lembut, membawa aroma kesejukan dan kenangan. Di sana duduk kami berempat: Saya La Rudi (Penyimak) , dan beberapa Ustad : Ilham Saleh, Syarifuddin Nanti dan Riyan Ahmad (Sebagai Pendukung)  dan yang menjadi poros cerita malam itu— Ustad   Bachtiar . Waktu sudah melangkah melewati jam sepuluh malam, tapi semangat cerita justru baru menyala. Dari mulut Ustad Bachtiar mengalir kisah yang tak sekadar catatan kenangan, tapi serpihan sejarah yang membentuk wajah awal Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. Ia tidak sedang bercerita, ia sedang menghidupkan masa lalu. “Waktu pertama kali saya ke pondok,” katanya memulai, “saya datang bersama Arsyid dan Haeruddin. Kami bertiga, ibarat tiga sekawan ...

𝐉𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚: 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐧𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐝𝐚𝐧𝐚 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝

Alumni Perdana. La Ode Ibrahim Berkisah : 14 Mei 2025: Jam 22.00 Di Kediamannya Kilo 5 Oleh: La Rudi (Alumni Permata Angk.3 Ponpes Saw) Pada suatu siang di tahun 1993, matahari menggantung tenang di atas langit Kota Baubau. Di sudut perkampungan, di sebuah rumah sederhana, seorang remaja kampung menatap selembar kalender yang dibentangkan oleh Pak Rusdin, seorang anggota DPRD asal Masaloka-Mawasangka. Bukan tanggal atau kata mutiara yang menarik perhatian remaja itu, melainkan gambar ayam yang terpampang gagah di lembaran kalender. Pak Rusdin berkata pelan, "Sekolah di pondok itu enak." Dalam hati La Ode Ibrahim berbisik, enak berarti makanannya enak... seperti ayam ini... Seperti riak kecil yang akan menjelma ombak besar, kata-kata sederhana itu mengantar La Ode Ibrahim menapaki jalan panjang penuh liku—jalan menjadi santri perdana Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. Bersama dua temannya, Basmin dan Tamsuri, mereka bertiga memulai perjalanan sunyi yang kelak menjadi obor...

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐋𝐞𝐧𝐭𝐞𝐫𝐚 𝐝𝐢 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐙𝐚𝐦𝐚𝐧: 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐛𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐔𝐬𝐭𝐚𝐝𝐳 𝐑𝐚𝐦𝐬𝐮𝐥 𝐇𝐚𝐬𝐚𝐧

Ustadz Ramsul Hasan S.Pd., M.Pd.I Oleh: La Rudi S.Hum., M.Pd (Dosen STKIP Pelnus Buton) Di antara deretan nama yang tertulis dalam lembar sejarah Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, tersebutlah satu nama yang tak sekadar menyala—tapi menyulut obor semangat bagi generasi setelahnya. Ia bukan hanya santri, bukan pula sekadar pengajar, tetapi penjaga bara perjuangan, pengusung nilai, dan penyuluh jalan pendidikan di tengah tantangan zaman. Dialah Ustadz Ramsul Hasan, M.Pd.I., alumni angkatan ke-5, santri kelahiran 7 Juli 1985, yang jejak langkahnya menjadi tapak cahaya di lorong waktu dunia pesantren. Sejak masa nyantrinya, Ustadz Ramsul Hasan telah menunjukkan sikap takzim dan dedikasi yang luar biasa kepada ilmu dan guru. Nama KH. Muhammad Syaharuddin Saleh, MA. —Pimpinan  kedua Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid— bukan hanya tinggal dalam silsilah sanad keilmuan, tapi membekas dalam sulur darah pengabdian Ustadz Ramsul. Ketika Almarhum mendirikan Pondok Pesantren Al-Amanah...

𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐬𝐚𝐧𝐭𝐫𝐞𝐧: 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐄𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐛𝐝𝐚 𝐍𝐚𝐛𝐢

Oleh: Ahmad Riyan M. Pd (Alumni Ponpes Al-Syaikh Abdul Wahid ) Dalam dekapan sunyi malam yang menyimpan dzikir para pencari Tuhan, nama-nama itu perlahan menyala seperti bintang yang menerangi langit keilmuan. Fisabilillah, Saharuddin, Sri Izati, dan Syahrini Marfi —empat santri dan santriwati Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid Baubau—menjadi kilau harapan di tengah arus zaman yang terus menguji keistiqamahan. Mereka bukan hanya sekadar nama dalam daftar juara, melainkan pelita dari tradisi yang menghidupkan ruh wahyu . Ajang Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadits (STQH) tingkat Kabupaten Buton Selatan menjadi saksi dari ketekunan, keikhlasan, dan ketajaman niat mereka. Di balik podium kehormatan dan medali yang berkilau, tersembunyi malam-malam panjang yang penuh hafalan, siang-siang yang dibakar matahari semangat, dan bisikan doa dari para guru yang tak pernah letih membimbing . Prestasi mereka bukan kebetulan, tapi buah dari tempaan jiwa yang penuh makna . Adalah Fisabilil...

𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐍𝐲𝐚𝐧𝐲𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐦𝐩𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐧𝐝𝐨𝐤: 𝐍𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚

Oleh: La Rudi (Alumni Permata Angk.3 Ponpes Saw ) Dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk dan kepalsuan, di tengah derasnya arus modernitas yang kerap mengikis nilai-nilai keikhlasan, hadir sosok yang berbeda, hadir suara yang mengalun bukan sekadar merdu, tapi menggugah. Dialah Ustadz Junaiddin S., S.Pd.I — yang akrab disapa Arjun . Seorang Alumni Star Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, angkatan ke-7, yang memilih jalannya bukan hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai penggubah nada-nada langit yang membisikkan makna. Arjun Pose Bersama Istri Tercinta (Sang Penjaga Lentara Cahaya) Arjun bukan hanya nama, ia adalah narasi. Ia adalah puisi yang bergerak, lagu yang bernafas. Setiap syair yang ia lantunkan lahir dari dapur tempaan pondok, dari malam-malam panjang yang sunyi di Dapur Studio Rekaman Gubuk Daarul Jihad , dari jerih payah menimba ilmu di kelas-kelas berjendela cahaya, dan dari peluh pengabdian yang tak pernah menuntut pamrih. Bagi IKPS Saw dan seluruh keluarga besar alum...

𝐑𝐚𝐡𝐦𝐚𝐭 𝐝𝐢 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚: 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐚’𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐨𝐧𝐩𝐞𝐬 𝐀𝐥-𝐒𝐲𝐚𝐢𝐤𝐡 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐖𝐚𝐡𝐢𝐝

Dr. H. Rahmad Haniru Lc., M.H.I Oleh: La Rudi  (Alumni Permata Angk.3 Ponpes Saw) Di antara ribuan jejak langkah yang pernah melintasi serambi dan lorong-lorong Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid, ada satu nama yang kini bersinar di medan dakwah dan dunia akademik: Dr. H. Rahmad Haniru, Lc., M.H.I Ia bukan hanya seorang alumnus—ia adalah manifestasi dari semangat santri yang menjelma cahaya bagi umat. Dalam diam yang penuh hikmah, ia berdiri gagah menyampaikan ilmu dan mengobarkan semangat dakwah, dari masjid ke masjid, dari mimbar ke mimbar. Di Kota Baubau, namanya menggema dalam setiap ceramah yang membangkitkan iman dan menggugah nurani. Santri sejati bukan hanya dikenal dari hafalannya, tapi dari jejak pengabdiannya. Dan Rahmad Haniru telah membuktikan, bahwa pondok bukan sekadar tempat belajar, tapi rahim yang melahirkan pencerah zaman. Dari Pondok Al-Syaikh Abdul Wahid, ia memulai segalanya dengan kitab-kitab kepondokan dan malam-malam panjang di mushala. Ia pernah menu...